My Work

Ramadhan dan Momentum Kebaikan


Ramadhan memang merupakan bulan yang penuh barokah. Begitu banyak manusia berbondong-bondong melakuakn segala amal kebaikan di bulan yang penuh hikmah ini. Segala bentuk ibadah, baik itu ibadah mahdhah maupun ghoiru mahdhah begitu gencarnya dilaksanakan oleh sebgaian besar umat islam dengan alasana yang begitu beragam. Mulai dari alsan untuk memeperbanyak amal selagi di bulan Ramadhan, alasan untuk mendapatkan kemuliaan di bulan yang mulia ini, alasan untuk mendapatkan hikamah di bulan yang penuh hikmah ini, alasan untuk mendapatkan ampunan karena bulan ini adlah bulan maghfiroh, sampai hanya untuk dilihat identitasnya sebagai orang muslim pun dijadikan alasan.
Ramadhan meman merupakan bulan yang penuh maghfiroh, bulan yang di dalamnya terdapat limpahan Rahmat Allah SWT,  bulan yang penuh kemuliaan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-qur’an sebagai petunjuk seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupannya, bulan yang penuh dengan keberkahan bagi siapa saja yang benar-benar menjalankan dengan sebaik-baiknya.
            Akan tetapi, lihatlah kesemua itu, banyak diantara kita yang menjadikan hal yang demikian diatas sebagai ‘embel-embel’untuk melaksanakan ibadah selagi ada kesempatan di bulan ini. Bulan Ramadhan dijadikan sebagai sebuah kesempatan unutk memperbanyak amal dan ibadah, akan tetapi dibalik sebulan ini, sebelas bulan lain selain bulan Ramadhan seolah-olah semangat untuk memperbanyak amal dan ibadah hilang begit saja. Lantas, dimanakah jiwa semangat beribadah yang tadinya dibakar sempurna di bulan suci Ramadhan, dimana pula keikhlasan hati yang telah dipupuk untuk memberikan berbagai macam bantuan kepada orang yang lebih membutuhkan, dimana pula rasa simpati dan empati yang telah diberikan kepada saudara-saudara kita yang jauh lebih menderita dibawah kita. Akankah kesemua itu hanya kita munculkan sesaat di bulan Ramadhan saja?. Bukankah orang-orang yang kita berikan simpati dan empati tetap membutuhkan segala pemberian kepada kita di bulan lain ?. Bukankah orang-orang yang telah kita beri bantuan terkadang memang membutuhkan bentuan lain di bulan lain?. Bukankah Allah SWT membutuhkan segala bentuk keikhlasn hamba-Nya dalam beribadah kepada-Nya di setiap saat?. Bukankah Allah membutuhkan keistiqamahan hamba-Nya dalam beramal di setiap waktu?.
            Berbagai pertanyaan sederhan diatas mungkin kita bisa menjawabnya dengan mudah. Ooii...Allah SWT telah berbaik hati kepada kita dengan memberikan kesempatan untuk memaksimalkan segala amal dan ibadah kita di Bulan Ramadhan ini, akan tetapi bukan berarti engkau harus berhenti saat bulan Ramadhan ini telah berakhir, engkau harus menerapkan jiwa semangat beramal dan beribadah hanya kepada Allah SWT, rasa simapti dan empati kepada orang lain, memberi bantuan kepada orang yang lebih membutuhkan di bulan lain. Jangan hanya menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum yang terlalu Istimewa, bagilah keistimewaannya itu di bulan lain pula. Sudah cukuplah orang-orang yang sering terlihat di beberapa media yang seolah-olah merasa dipaksakan untuk berubah sementara menjadi ‘muslim sementara’ dengan memperlihatkan busana muslimnya, tutur kata yang menyangkut paut dengan Islam yang entah itu akan diucapkan pula di luar Ramadhan, kebikan yang terlihat dipamerkan kepada penontonnya, atau apa sajalah yang mungkin anda sendiri lebih mengetahuinya.    
            Ya mudah-mudahan saja, kesemua itu tidak menjadi ‘Hikmah Ramadhan’ dan ‘Laknat syawal’ ataupun laknat di bulan lainnya. Kita berharap kita selalu mendapatkan Rahmat di  bulan liannya tanpa pernah memandang bulan, waktu, ataupun hal-hal lain. Semua hanya didaskan karena niat kepada Allah SWT.
            Terima kasih, semoga bermanfaat. Wassalam.
Karawang, 05 Agustus 2012
-Redza Dwi Putra-

Potret Kata Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.