My Work

Malam

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQHJznRUK29ADaBBLikKwMPe99JeZfuQltePUSm60-Fzd3hxs-WIsVM3OMvZGjdpj_AWEjTtb0mmfEWXbny5otC6xm0WuG9tdB9oRHm-L0Gt76QEM6_pE8gKFwpDjStrWYVGp6MMy2Ig/s1600/night-sky.jpg 
Sesaat setelah sang surya tumbang di kaki langit barat. Lazuardi langit perlahan menjadi hitam kelam. Tak lama berselang satu persatu bintik-bintik bercahaya mulai berdatangan, disambut pula dengan sang rembulan yang menyibak kegelapan.
Kini, langit tak lagi gelap-gulita. Itulah saat orang-orang telah menyebutmu sebagai malam. Ketika manusia memandang langit malam bak pantulan sinar di pualam.
Mungkin benar. Malam bisa saja menjadi teman untuk berjuang. Mungkin benar pula, malam adalah waktu yang syahdu untuk melepas rindu.
Sejak alam ini terkembang, malam adalah waktu yang tepat untuk melepas penat. Semakin malam menggulung, semakin banyak pula mata yang seharusnya tertidur. Menutup rapat-rapat pintu hati dan pikiran. Tetapi bagi sebagian orang, justru malam adalah waktu yang tepat untuk tetap membuat mata ini tetap terjaga. Karena bagi orang-orang ini, justru pada saat malamlah pintu-pintu langit terbuka. Membukakan pintu-pintu pikiran dan hati bagi siapapun yang masih dan sedang tersadar kala malam.

Malam yang hening,
Mungkin benar, saat inilah justru kita bisa merubah hati dan pikiran kita menjadi bening. Saat mata seharusnya terlelap, justru kita memilih untuk tetap bersahabat. Walaupun itu menyulitkan, tetapi kekuatan harapan mampu menenggelamkan kesulitan. Saat mulut seharusnya puas untuk bercakap, justru kita memilih untuk tetap akrab. Walaupun itu menyesakkan, tetapi kekuatan tersenyum ternyata mampu menguatkan. Saat ragawi seharusnya mendapati tempat dan waktu yang tepat untuk beristirahat, justru kita lebih memilih untuk tetap beranjak. Walaupun itu memberatkan, tetapi kekuatan kemauan justru akan menegakkan.

Malam,
Bilamana aku habiskan waktu bersamamu, mungkin langit takkan cemburu.
Aku semakin mengerti bahwa jika aku terus berjuang dalam malam yang sunyi, aku akan menuju sebuah tempat yang istimewa. Tempat yang paling nyaman untuk disinggahi di pedalaman hati.
Aku tak peduli ketika dianggap aneh oleh orang kebanyakan. Bahkan dianggap gila ketika harus menghabiskan malam. Tetapi aku sunggu percaya bahwa saat malam yang dihabiskan, justru dari situlah banyak hal-hal yang didapatkan.
Mungkin karena malam telah menumpah ruahkan keajaiban besarnya. Mungkin karena malam telah menunjukkan penjelasan besarnya. Hingga orang-orang yang masih kerap berjuang sampai larut malam mendapatkan bocorannya.
Barangkali karena saat malam pula pintu langit terbuka untuk menyedot semua do'a-do'a manusia yang setiap waktu dipanjatkan. Mungkin pula pada saat malam, langit menjadi tudung yang senantiasa melindungimu dari ketidakberdayaanmu sebagai manusia.

Itulah malam.
Seperti ada sebuah kemesraan personal antara manusia dengan Pencipta-Nya. Mengetuk pintu hati siapa saja yang masih ingin dekat pada-Nya.

Aku percaya,
Tuhan ini Maha Melihat siapa pun yang masih setia menghabiskan nikmat malam dengan sebaik-baiknya penghabisan.
Aku percaya,
Bahwa Dia-lah sebaik-baiknya penilai. Tidak akan disia-siakan oleh-Nya setiap tetes keringat kita.
Aku percaya,
Dia-lah sebaik-baikny Dzat Yang Maha Adil untuk membalas apapun yang diperbuat makhluk-Nya.

Malam,
Terima kasih telah bersedia menjadi salah satu wahanaku dalam mengarungi samudra kehidupan. Terimakasih.

“Man talabal ula sahirul layali. Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan,bekerjalah sampai jauh malam”.

Potret Kata Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.