My Work

Siang

Dan inilah salah satu keajaiban Tuhan akan penciptaannya Yang Maha Agung. Tentang waktu yang silih berganti juga hikmah yang datang tak henti. Lantas engkau akan merasa terkerdilkan. Jauh dari kesempurnaan yang mungkin selama ini engkau cari.
Nah, akan kuceritakan satu hal kawan. Tentang salah satu keajaiban sekaligus kebesaran akan Kuasa-Nya yang barangkali selama ini kita lupakan. Maka, perhatikanlah bagaimana sang surya perlahan mencuat di langit timur. Perlahan demi perlahan, sang rembulan mulai redup, hilanglah ditelan bumi, bersembunyi di bawah tudung lagit. Semburat cahaya perlahan menerangi langit. Lagi, perlahan demi perlahan langit yang semula hitam pekat bertaburan bintang gemintang, kini hilanglah sudah. Tak ada lagi sang sabit juga purnama yang memendarkan pantulan sinar, tak ada lagi kerlip bintang yang dengan gagahnya menjadi bintik-bintik terang bercahaya di panggung langit malam.
Yang ada justru langit yang cerah, terang benderang. Awan putih nan indah yang bergumpal-berceceran di angkasa, burung-burung yang bercicit-membawakan simfoni lagu alami nan indah, kokok ayam mulai berlomba saling sahut menyahut, embun-embun satu-persatu menetas di ujung-ujung daun, serta udara hangat yang menyejukkan untuk dinikmati.
Lagi, hanya menunggu waktu, sementara sang surya yang dengan gagahnya perlahan berjalan menuju tempat terakhir di langit barat. Perlahan demi perlahan sang surya mulai menaiki kuasa tertingginya, itulah saat sang surya menampilkan kekuatan penuhnya, memancarkan kekuatan cahaya dan juga panasnya. Itulah saat sang surya berada tepat di atas kepala semua orang dimanapun di dunia ini.
Lagi, hanya menuggu soal waktu, dengan anggunnya perlahan sang surya akan terus berjalan menapaki tujuan terakhirnya. Hanya menuggu waktu, sang surya akan memancarkan pesonanya sebelum pada akhirnya tumbang di kaki langit barat. Maka kawan, lihatlah, ada semburat rona yang mempesona di kala senja-juga akan menyejukkan mata.
Lagi, hanya soal waktu, perlahan demi perlahan sang surya akan menenggelamkan dirinya di bawah garis horizon. Maka saat yang tepat, habislah sudah misinya untuk menerangi bumi. Itulah saat sang surya merasa senang dan juga menang. Hanya menunggu waktu, sang surya akan benar-benar lenyap di langit barat.
Kawanku, ini tentu bukan tentang malam yang personal, intim, indah, dan menentramkan. Kini aku akan bercerita kepadamu tentang satu lagi waktu yang membuatmu untuk selalu berpacu. Masihkah engkau ingat, tentang malam yang seharusnya membuat semuanya menjadi tenang?. Saat malam justru memberikan ketenangan, justru siang dalah saat yang tepat untuk berperang. Inilah wahana yang akan mengokohkan komitmen dan kepercayaanmu untuk tetap tegar berjuang dan berkorban. Inilah wanahana yang ketika kamu meninggikannya untuk memperjuangkan mimpi, lantas semakin tinggi kuat angin untuk menerpa perjuangannmu semakin menjadi tak henti. Ia akan meruntuhkanmu, membuatmu tersadar bahwa komitmen dan kepercayaanmu masih rapuh.
Tetapi tak semudah itu kau tumbang, ada sahabatmu yang membuatmu mengokohkan kembali pondasimu. Sahabatmu akan menjadi bahu dan telinga, tempat bersandar dan saling mendengarkan. Ia akan berjalan bersisian denganmu, bersama. Bukan lagi ia akan berjalan di depan, karena terlalu egois dan ingin meninggalkanmu. Tidak juga ia ingin berjalan di belakangmu, karena merasa terlalu lemah.
Secepat dan selambat apapun langkahmu, ia tetap akan berjalan bersisian denganmu. Setia untuk menicptakan tapak kaki perjalanan bersamamu, susah dan senang. Ia tetap akan tetap rela menjadi bagian dari sejarah perjalananmu. Membantumu merangkaian potongan-potongan mimpi bersama. Karena tak lain dan tak bukan adalah dia akan saling memperjuangkan. Lantas bangunan yang kau kokohkan dengan kepercayaan dan komitmen-yang kau tinggikan dengan pondaai yang kuat tadi akan terlihat jauh lebih indah nantinya.
Dan dalam perjalanannya yang hebat, di bawah teriknya panas yang juga menyengat, sungguh ada banyak sekali peluh tetes keringat yang akan kau buat. Tetes keringat itu, rasa lelah itu, dan semangat yang tak pernah menyerah adalah bumbu yang akan menyedapkan perjalannanmu. Mereka tahu dan meraka mengerti cara terbaik untuk meraih mimpi-mimpimu dan mimpi-mimpinya.
Itulah salah satu cara terbaik Tuhan menejelaskan Kuasa-Nya kepadamu. Dalam segenap misteri kebesaran-Nya, sengajalah Ia menciptakan batas-batas imajiner, tentu agar kita tetap belajar dan berikhtiar dan menguak satu per satu misteri yang sengaja Ia ciptakan. Karena ada sesuatu yang selama ini kita tak sadari, bahkan ia selalu setia berjalan bersama kita dan tak pernah sedikitpun berkhianat dalam menjelajahi kehidupan. Ialah sang waktu. Ia serba pasti dan juga milik Yang Maha Pasti. Seperti siang yang di dalamnya kau habiskan untuk mengeluarkan semua tetes keringat perjuangan yang kau lakukan higga sang waktu menggiringmu menuju suatu waktu yang pasti-yang menentramkan dan memberikan ketenangan di saat malam.
­­­­­­ Mungkin kita perlu berterima kasih kepada satu waktu ini. Waktu yang memberimu banyak kenangan berarti. Waktu yang membukakan kesempatan kepadamu akan luasnya cakrawala ilmu. Waktu yang mengajarimu untuk tetap bertahan sekalipun banyak godaan yang menghadang. Waktu yang mengajarimu untuk tetap bersabar, meskipun dengan sabar kau tak tak tahu akan tiba keajaiban besar.
Mungkin kerana siang pula, tetes keringatmu kini telah berarati sepenuh hati. Duhai alangkah indahnya, jika kelak tetes keringat itu akan setia dalam mengisi kolam oasemu yang juga akan bermanfaat bagi banyak orang.
Duhai siang, terima kasih telah menjadi salah satu wahana dalam menoreh sejarah kehidupan yang penuh misteri. [Redza]

2 komentar:

Menjejak Perjalanan mengatakan...

Tulisannya bagus mas.. keren :)

Unknown mengatakan...

Ya, makasih Cosma...Semoga bisa saling menginspirasi. Tulisanmu juga bagus kok.. keren. Semoga tetap istiqomah berkarya.. :)

Potret Kata Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.