Ini
serius loh...!!
Jadi
gini nih ceritanya. Bang Haji Somad lagi jalan-jalan. Katakanlah lagi
jalan-jalan ke pusat perbelanjaan besar (maksudnya mal)l gitu. Tadinya sih Bang Haji Somad cuma iseng aja lagi pengen
menghabiskan waktu liburan aja. Udah berjam-jam Bang Haji Somad keliling mall. Tapi keren bin mantabnya, Bang
Haji Somad sama sekali nggak ngeluarin uang sepeserpun buat beli sesuatu. Emang
sih niat awalnya kan cuma jalan-jalan. Jadi bener deh ia melakukan ‘jalan-jalan
yang sebenarnya jalan-jalan’, tanpa membawa fulus
sepeserpun.
Singkat
cerita, udah berjam-jam tuh ia mondar-mandir di mall. Eh, pas udah mau pulang, tiba-tiba langkah kakinya terhenti
begitu saja. Beliau terperanjat. Mulutnya menganga lebar, matanya melotot,
badannya tak bergerak sedikitpun. Pandangannya hanya menyapu pada salah satu
barang di sebuah gerai toko di mall
itu. Katakanlah sebut saja barang itu jam tangan paling bagus dengan merk yang
udah punya nama seantero jagat-yang selama ini beliau inginkan (Eitss, hanya permisalan loh ya). Dalam
dirinya seperti ada sebuah pertarungan hebat. Semacam ada dualisme kekuasaan yang
berkecamuk. Satu penguasa amat menginginkan barang itu dan amat sangat ingin
segera mengambilnya, entah dengan apapun caranya. Yang satu lagi justru
menahannya, membujuk dengan rayunya agar menabung terlebih dahulu dan sabar
untuk membelinya di lain kesempatan.
Akhirnya,
ia dengan kerelaan hatinya mengalah pada si penguasa dalam dirinya untuk
menabung terlebih dahulu. Maka, dalam masanya ia mengumpulkan uang. Tak
terhitung ia banyak melebihkan usaha di atasa rata-rata orang lain. Ia terus
memperbaiki diri dan terus meniti karir agar dalam dunia karirnya beliau lebih
sukses dari sebelum-sebelumnya. Dengan kesabarannya ia terus berusaha dan
berdoa agar dikabulkan segala keinginannya.
Hingga
tempo hari, saat semua peluh sudah dikeluarkan demi apa yang diinginkannya.
Saat semua letih sudah terkuras habis. Saat semua usaha sudah diperjuangkan.
Saat dirinya telah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saat ia sudah merasa
cukup untuk meraihnya, lantas dengan segala hal yang telah ia dapat dari
kesabarannya, dari kerja kerasnya, dan dari doanya, ia pun kembali ke sebuah mall yang dahulu pernah dikunjunginya. ia
ingat barang yang dahulu sangat diinginkannya-yang memotivasi dirinya untuk
lebih baik lagi demi mendapatkan itu. Hingga ketika ia tiba disana, di sebuah
ke gerai toko yang dahulu menjual barang yang sempat menyentuh hatinya untuk ia
dapatkan. Namun, betapa terperanjatnya ia ketika barang yang selama ini selalu
diimpikannya sudah tak terlihat lagi batang hidungnya di toko tersebut. Seketika,
alangkah tak karuan isi hatinya.
Apa
yang bisa diperbuat?. Hanya pasrah mungkin. Meratapi nasib yang tak berpihak
kepadanya. Ia hanya teronggok bisu dan berdiri kaku. Mungkin isi hatinya akan
berkata seperti ini: Ya Tuhan, Apa yang
Engkau rencanakan. Sudah sekian lamanya aku berusaha mati-matian, sudah sekian
banyak resiko yang aku korbankan, sudah sekian waktu aku habiskan untuk berdoa
memohon kepada-Mu demi mendapatkan apa yang kuinginkan. Tetapi saat aku rasa
persyaratan yang kubutuhkan berhasil kuperoleh, lantas mengapa aku tidak bisa
mendapatkannya. Bukankah aku sudah berjuang, berkorban, dan berdoa agar bisa
mendapatkan apa yang kuinginkan selama sekian lamanya. Lantas apa yang kurang?.
Mengapa?.
Mungkin pria ini benar. Kehilangan itu menyedihkan sekaligus menyakitkan. Maka, seketika ia berdiri dari kepasrahannya, saat ingin mencoba pergi meninggalkan tempat ini, saat ia mencoba untuk mengikhlaskan sesuatu yang telah hilang dari mimpinya, seketika itu pulalah ia seperti kejatuhan rezeki dari langit. Tiba-tiba seperti ada semacam Cherry Blossom yang bermekaran begitu saja di hadapannya. Indah nan menyenangkan.
Mungkin pria ini benar. Kehilangan itu menyedihkan sekaligus menyakitkan. Maka, seketika ia berdiri dari kepasrahannya, saat ingin mencoba pergi meninggalkan tempat ini, saat ia mencoba untuk mengikhlaskan sesuatu yang telah hilang dari mimpinya, seketika itu pulalah ia seperti kejatuhan rezeki dari langit. Tiba-tiba seperti ada semacam Cherry Blossom yang bermekaran begitu saja di hadapannya. Indah nan menyenangkan.
Aih,
lihatlah pria kini itu telah mendapatkan penggantinya. Pengganti barang yang
tak kalah indahnya dari barang yang dahulu ia ngidamkan. Bahkan bisa dibilang lebih baik dari yang dahulu ia
mimpikan. Tak perlu ragu dan tak perlu menunggu, langsung saja barang itu ia
ambil. Dan betapa terkejutnya ketika ia tahu bahwa orang yang menjualnya adalah
kenalan baiknya semasa muda dulu, ya, kawan akrabnya. Kawan yang dahulu sering
ia tolong dalam menghadapi macam-macam masalah hidupnya. Duh, betapa indahnya
hidup ini memang, berkat kebaikan hidupnya, bahkan barang itu diberikan begitu
saja dengan ikhlas kepada pria ini. Betapa bersyukurnya pria ini. Hasil
keringantnya yang sudah ia perjaungkan sama sekali tak terkuras sedikitpun. Itu
artinya, uang itu bisa ia gunakan untuk kepentingan yang lain. Alhamdulillah.
Ya,
mungkin janji-Mu benar. Duhai Dzat Yang Maha Memiliki, sungguh Engkau adalah
sebaik-baiknya Dzat yang tak pernah ingkar akan janji-Mu. Engkau telah
menghadiahkan sesuatu yang jauh lebih baik kepada orang yang bersabar. Man Shabara Zhafira. Juga kepada orang
yang mau memperbaiki diri, kepada orang yang terus berusaha melebihkan usaha di
atas orang lain, kepada orang yang terus gigih meraih mimipi, kepada orang yang
terus berbuat kebaikan. Ya, itulah hidup. Ketika kau merasa kehilangan, selama
kau masih percaya kepada-Nya bahwa Dialah Dzat Yang Maha Memiliki segala yang
ada di langit dan bumi, maka Allah akan selalu menggantinya dengan sesuatu yang
bisa jadi jauh lebih baik. Biarlah Allah yang selalu menjaga apapun yang kau
mimpikan, karena hanya Dia-lah satu-satunya Dzat Yang Maha Penjaga segala
sesuatu. Allahu Yahfadzh.
Nah,
seiring dengan berjalannya waktu untuk memeluk mimpimu, udah deh perbaiki diri
dulu aja terus. Terus berusaha, terus berdo’a, dan terus bersabar. Udah tunggu
aja waktu yang tepat. Kalo elo udah yakin same persyaratnnye untuk dapetin ape
yang elo mimpiin, baru elo ambil. Karena meskipun ketika elo udah yakin dengan
persyaratannya yang udah elo penuhi dan ternyate ape yang elo mimpiin udeh
hilang tak berpeluang, yaudah bise jadi Allah akan gantiin dengan sesuatu yang
lain-yang bise jadi jauh lebih baik. Atau setidaknya meskipun itu hilang, waktu
elo selame menunggu untuk memenuhi persyaratannya kaga bakal sie-sie. Karena
elo udah berjuang habis-habisan buat terus memperbaiki diri. Kalo emang udeh
waktunye tepat, Allah juga bakalan ngasih kok. Eh beneran, Percaya Aje deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar