Kalau saja tersenyum mampu untuk membahagiakan
orang lain dan membuat damai orang lain. Mengapa kita lebih memilih untuk marah
dan bermuram durja. Bukankah kedamaian itu menentramkan?. Bukankah hati yang
damai itu menyejukkan suasana?. Lantas apa lagi alasan anda bermuram durja?. Terlihat
angkuh?. Merasa paling hebat?. Merasa tegas dan bijaksana?
Anyway, senyum itu Estetika. Keindahan
untuk berbagi kebahagiaan dengan yang lain. Keindahan untuk memberi ketenangan
dengan yang lain. Senyum itu adalah seni. Seni menyelesaikan masalah dengan
tenang. Senyum itu cinta. Senyum yang tulus selalu ada cinta bagi kebahagiaan
orang lain. Senyum itu ibadah. Ibadah mencari ridho Sang Illahi.
Dan, ternyata, senyum itu tidak semudah
mengartikanya. Entah mengapa kita masih saja memilih untuk menghindarinya,
melupakkanya, tidak mengenalnya. Justru kita lebih memilih untuk marah, justru
kita hanya memilih membuat kegaduhan bagi orang lain, justru api kemarahan
makin mencuat dalam diri kita. Aduhai, alasan apa lagi yang ada di benak kita?.
Entahlah. Barangkali senyum itu hanya sekedar melebarkan mulut. Bukan pada
melebarkan hati untuk belajar tulus, ikhlas, dan sabar lantas melebarkan mulut
dan menebarkan senyum ke sesama.
Surakarta,
21 September 2013
Pukul 01.10
-Redza
Dwi Putra-
2 komentar:
lelah, amarah, atau apapun namanya, mampu disembunyikan lewat seutas senyuman. ya, senyuman yang berasal dari hati tentunya, yang mampu memberikan secuil ketenangan untuk pemiliknya dan menghadirkan raut wajah yang menyenangkan untuk orang-orang sekitar :)
Ya afii..
ok..Makasih ya.. :)
Posting Komentar