Bagi
saya kita tidak harus kok menjadi ‘Saintis’. Ya, sekalipun waktumu dihabisakan
sangat banyak untuk melakukan hal ini. Itu bukan tidak menjamin enkau menjadi
saintis kok, percaya deh. Semua orang itu kan, punya kebebasan. Ya, kebebasan
berekspresi. Berekspresi seinginnya, sesukanya. Jika engkau merasa sangat
terkekang, sudak deh, jangan terlalu dipasksakan. Lakukakan saja apa yang engka
sukai, berekspresilah sebabasmu. Berkaryalah sesuka hatimu.
Hei..hei...kalau
engkau masih dipaksa untuk ‘menjadi’ sesuatu, maka engkau masih belum bebas
berekspresi. Hei...bukankah MENJADI itu adalah MEncari JAti DIri. Untuk 'menjadi'
itu simple saja, anda hanya mencari, bukan dicarikan. Kalau saja anda masih
'Dijadikan' itu sama saja anda masih belum bebas berekspresi. MENJADI itu
pilihaan, banyak pilihan untuk 'menjadi', tinggal anda saja mau memilih yang
mana.
Orang
lain boleh kok mengarahkan kita untuk ‘menjadi’ sesuatu, tetapi mengarakan
karena kita memilih diantara banyak pilihan yang kita senangi , tetapi bukan
memaksa kita untuk ‘menjadi’ sesuatu. Bukan. Menjadi itu adalah kepastian,
tetapi yang memastikan untuk menjadi itu kita sendiri, bukan orang lain. ‘
Saintis’ bukan satu-satunya pilihan, masih banyak pilihan yang lain. Semoga
engkau menyadari keinginan kami untuk berekspresi sekehendak kami.
Surakarta,
20 September 2013
Pukul
00.48
-Redza
Dwi Putra-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar