Nah kawan, dulu aku bernah bercerita
tentang sesuatu yang amat sangat spesial di dalam diri kita. Bagi yang
mengerti, sesuatu itu-yang bahkan tidak terpikirkan sama sekali oleh kita-telah
mengisi relung dada kita. Ya, dengan kegembiraan, ketenangan, kesedihan,
sekaligus kecemasan.
Memang benar, sesuatu itu teramat istimewa
bagi kita. Karena teristimewanya bagi kita, sesuatu itu bisa jadi seolah
menjelma menjadi jerat. Semakin kita menjaganya, semakin kuat dia menjerat.
Jika sesuatu itu tidak terjaga dan dan akhirnya menukik, jerat itu akan semakin
mencekik.
Maka, disini kita sekarang. Yang duduk
manis memikirkan segala keajaiban yang agung. Yang berdiri mematung memahami karya
penciptaan yang tak tertandingi. Yang tertidur memimpikan keindahan yang spesial.
Sungguh barangkali kita bisa memahami ‘sesuatu’ itu. Hati Sang Penguasa Diri.
Yang seolah tidak ada, tetapi sesungguhnya
ada. Yang tidak terlihat oleh mata, tetapi sesungguhnya terlihat oleh hati yang
lain. Yang terlihat sepi, tetapi sesungguhnya terisi. Mengatakan tidak, tetapi
sesungguhnya iya, atau mengatakan iya, tetapi sesungguhnya tidak. Ya, kadangkala
dia selalu berada di tengah pilihan yang runyam. Ah, sudahlah, barangkali tinta ini tidak mencukupi untuk
menuliskan keistimewaannya disini.
Nah, barangkali saja hati seseorang itu
seperti uang dalam brankas. Untuk mengambilnya tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan
butuh kode tertentu yang bisa jadi hanya anda sendiri yang mengetahuinya atau
orang-orang tertentu ayng mengetahuinya. Tidak sembarang orang.
Dan bukankah hati kita pun seperti itu?.
Di dalamnya ada sesuatu yang amat sangat berharga. Tidak semua orang bisa
mengambil isi hati kita. Maka, biarlah engkau menjaga isi hatimu dengan
sebaik-baiknya. Lantas engkau akan memahami berharganya kode pintu hati anda.
Percayalah, semua yang berharga-yang dijaga dengan penuh penghargaan, maka
suatu saat nanti engkau akan mendapatkan yang berharga pula.
So open, and you can hear the sound of your
heart
Surakarta,
25 September 2013
Pukul
01. 24 WIB
-Dalam
keheningan malam yang bertabur bintang-
-Redza Dwi Putra-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar