My Work

Teramat Spesial

Nah kawan, dulu aku bernah bercerita tentang sesuatu yang amat sangat spesial di dalam diri kita. Bagi yang mengerti, sesuatu itu-yang bahkan tidak terpikirkan sama sekali oleh kita-telah mengisi relung dada kita. Ya, dengan kegembiraan, ketenangan, kesedihan, sekaligus kecemasan.
Memang benar, sesuatu itu teramat istimewa bagi kita. Karena teristimewanya bagi kita, sesuatu itu bisa jadi seolah menjelma menjadi jerat. Semakin kita menjaganya, semakin kuat dia menjerat. Jika sesuatu itu tidak terjaga dan dan akhirnya menukik, jerat itu akan semakin mencekik.
Maka, disini kita sekarang. Yang duduk manis memikirkan segala keajaiban yang agung. Yang berdiri mematung memahami karya penciptaan yang tak tertandingi. Yang tertidur memimpikan keindahan yang spesial. Sungguh barangkali kita bisa memahami ‘sesuatu’ itu. Hati Sang Penguasa Diri.
Yang seolah tidak ada, tetapi sesungguhnya ada. Yang tidak terlihat oleh mata, tetapi sesungguhnya terlihat oleh hati yang lain. Yang terlihat sepi, tetapi sesungguhnya terisi. Mengatakan tidak, tetapi sesungguhnya iya, atau mengatakan iya, tetapi sesungguhnya tidak. Ya, kadangkala dia selalu berada di tengah pilihan yang runyam. Ah, sudahlah,  barangkali tinta ini tidak mencukupi untuk menuliskan keistimewaannya disini.
Nah, barangkali saja hati seseorang itu seperti uang dalam brankas. Untuk mengambilnya tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan butuh kode tertentu yang bisa jadi hanya anda sendiri yang mengetahuinya atau orang-orang tertentu ayng mengetahuinya. Tidak sembarang orang.
Dan bukankah hati kita pun seperti itu?. Di dalamnya ada sesuatu yang amat sangat berharga. Tidak semua orang bisa mengambil isi hati kita. Maka, biarlah engkau menjaga isi hatimu dengan sebaik-baiknya. Lantas engkau akan memahami berharganya kode pintu hati anda. Percayalah, semua yang berharga-yang dijaga dengan penuh penghargaan, maka suatu saat nanti engkau akan mendapatkan yang berharga pula.
So open, and you can hear the sound of your heart

Surakarta, 25 September 2013
Pukul 01. 24 WIB
-Dalam keheningan malam yang bertabur bintang-
-Redza Dwi Putra-

Potret Kata Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.