Perhelatan
olahraga terbeasar di tanah air kembali hadir, PON (Pekan Olahraga Nasional).
Pekan olahraga yang diadakan setiap empat tahun sekali ini tampak begitu
berbeda. Provinsi Riau yang menjadi tuan rumah perhelatan olahraga bergengsi
ini pun dengan begitu antusiasnya menyiapkan segala persiapannya dengan begitu
susah payah. Dengan 11.276 atlet, PON
Riau kali ini terasa berbeda. Pasalnya, jumlah atlet itu terbanyak sepanjang
pergelaran PON yang dimulai sejak 1948 di Surakarta. Dengan lambang PON kali
ini yaitu perahu lacang kuning dan maskotnya adalah burung serindit, hewan khas
dari Riau menambah keunikan dari pergelaran event olahraga terakbar di bumi
pertiwi ini.
Tepat pada 11 September 2012 malam,
PON XVIII secara resmi dibuka oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono di
Stadion Utama Riau. Beragam atraksi spektakuler ditampilkan demi memeriahkan
event olahraga empat tahun sekali ini. Beragam budaya asli Indonesia juga ikut
dipentaskan dengan didesain oleh koreografer-koreografer ternama. Ya, walaupun
di berbagai media disebutkan bahwa Opening
Ceremony PON kali ini begitu minimalis, setidaknya kita perlu mengapresiasi
berbagai persiapan tuan rumah demi menyambut Sang Juara di bumi lancing kuning
ini. Penampilan budaya Indonesia disuguhkan dengan begitu menarik. Konsep pencahayaan
yang mempesona, serta desain stadion yang disulap seperti panggung pagelaran seni
inilah yang membuat opening ceremony PON
terasa menarik.
Terlepas dari beragam kesemrawutan
yang terjadi, adakalanya sesekali kita merenungkan sejenak bahwa bangsa kita
ini kaya akan beragam budaya yang perlu dibanggakan, budaya yang semakin hari
semakin pudar oleh pengaruh globalisasi yang kian menggerus. Kebanggaan yang
seharusnya tertanam di jiwa bangsa ini. Budaya yang tidak boleh kita lupakan. Ya,
opening ceremony PON kali inilah yang
mengingatkan kita, bahwa Indonesia sesungguhnya punya beragam budaya yang amat
sangat pantas untuk dibanggakan. Bukan hanya sebagai mutaira yang terpendam nun
jauh di dalam samudra sana.
Opening
ceremony yang begitu memukau tidak kalah pula dengan segala kesemrawutan
yang terjadi di PON XVIII kali ini. Mulai dari fasilitas olahraga yang kurang
memuaskan, akomodasi para atlet kontingen yang mengenaskan, hingga permasalahan
pertandinagn yang terancam dibatalkan pun mewarnai PON kali ini. Dibalik itu
semua, masih saja korupsi menggerogoti ajang olahraga terbasar ini. PON yang
seharusnya didukung sepenuhnya oleh semua elemen masyarakat, telah menjadi
santapan bergizi oleh para pejabat-pejabat korup di negri ini. Mengapa mereka
tidak berbenah diri? Bukankah setahun lalu mereka pula telah mempermalukan
Indonesia di event Olahraga tebesar se Asia Tenggara ini dengan menyelipkan
sejumlah anggaran yang seharusnya digunakan untuk event ini. Ya, tetapi
mengapa, masih saja mereka terperosok ke dalam lubang yang sama?. Masih saja
hal yang sama terulang kembali. Indonesia seperti kehilangan martabatnya dikala
ikut serta dalam event olahraga apapun.
Entahlah, begitu kejinya mereka. Efek
korupsi yang membuat dampak yang begitu besar pada jalannya event ini. Pembangunan
yang sudah direncanakan empat tahun
masih saja dikebutkan, bahkan pada hari H pun masih saja terlihat
kegelagapan untuk mengejar pembangunan yang tidak selesai sesuai target. Dengan
logika yang sederhana, empat tahun adalah waktu yang sangat cukup untuk
menyiapkan segalanya. Ya, lagi-lagi seliapan uang kembali terjadi di berbagai
pejabat-pejabat terkait. Akibatnya, PON yang menjadi sasarannya. Ya, pantas
saja yang telah disebutkan di atas bahwa beberapa media menilai PON kali ini
begitu minimalis. Inilah salah satu dampak yang terjadi.
Ya, apapun kondisinya, Walaupun berbagai
keluhan keluar dari para atlet, jangan sampai menyurutkan kobaran semangat
dalam bertanding. Juara tetaplah Juara. Koruptor tetaplah koruptor. Yang menang
tetaplah menang dan perlu diapresiasi. Yang salah tetaplah salah dan harus
dihukum secara pasti. Amanah yang telah diemban oleh para kontingen daerah harus
dijalankan sebaik mungkin. Buktikan bahwa semangatmu untuk mengemban amanah daerah
asal yang telah dipercayakan kepadamu ditunjukan kepada orang-orang yang tidak
bertanggung jawab atas penyelenggaraan ini. Biarkanlah mereka merasa malu atas
sikapnya yang selama ini salah yang engkau tunjukan dengan prestasi yang engaku
raih di ajang PON XVIII ini. Selamat datang Sang Juara. Selamat bertanding Sang
Juara.
Buat apa kau menangis
jika masih ada senyum, buat apa kau mundur kawan, jika hidup berjalan maju. bila
kau terjatuh, segera bangkit dan bangun. pusatkan pikiran dan tetap melaju.
Fokus, konstan..!! tetap lihat ke depan kawan, genggam erat pegangan, lihatlah
titik tuju, raih pusat sasaran, jadilah nomor satu. (Bondan Prakoso and Fade 2
Black - Sang Juara)
Selamat datang sang juara
Siap sepenuh jiwa
Bukti keringat semangat Go Indonesia!
Ini semangat kita, semangat sang juara
Bukti keringat kita, semangat untuk Indonesia...
selamat datang sang juara..
(Lagu Resmi PON RIAU XVIII 2012)
Surakarta,
12 September 2012
-Redza
Dwi Putra-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar