Sesuai
namanya, Sumpah Pemuda terlahir dari gebrakan pemuda-pemuda pada zamannya. Bukanlah
hal yang absurd nampaknya bagi kita untuk mengenal sumpah pemuda apalagi
khususnya di kalangan mahasiswa. Mahasiswa, suatu identitas yang diidentikan
dengan seorang pemuda yang memilki visi yang kuat dan matang dalam mencapai
kesuksesan dan kemajuan bangsanya.
Sejarah
panjang mengenai terlahirnya deklarasi Sumpah Pemuda 84 tahun silam nampaknya
perlu dijadikan sebagai acuan para pemuda saat ini. Bukan hanya sebatas isinya
yang begitu bergelora tentang persatuan bangsa Indonesia yang dipersatukan
lewat tanah air, bahasa, dan bangsanya. Lebih dari itu, Acuan yang dibutuhkan
tersudutkan pada jiwa nasionalisme yang dipicunya oleh para pemuda kala itu.
Mereka dengan semangat nasionalismenya akan persatuan yang perlu diciptakan
sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia tidak ingin diperlakuakn semena-mena
dibawah kolonial penjajah.
Ya, atas dasar ketertindasan dan jiwa nasionlisme dalam bingkai
persatuan dan kesatuan itulah yang menjadi dasar terlahirnya Sumpah Pemuda
unutk mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia. Sumpah Pemuda yang merupakan bukti otentik bahwa pada
tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Proses kelahiran Bangsa
Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama bertahun-tahun
tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu. Ya, semangat yang
demikian inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga
berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Peran Pemuda
Sumpah Pemuda, sebagai sebuah deklarasi mengenai
persatuan dan kesattuan bangsa Indonesia ini tentunya tidak terlepas dari peran
pemuda. Berbicara tentang pemuda singkatnya terdeskripsikan sebagai seorang
yang berusia muda, usia produktif, revolusioner, memilki pemikiran yang inovatif,
berjiwa optimististis, memiliki pemikiran ke depan (visioner), serta moralitas
yang selalu dipegang dalam setiap aksinya.
Pemuda yang dikait-kaitkan dengan mahasiswa
ternyata memilki makna yang dalam rupanya. Mahasiswa, tentunya adalah seorang yang memiliki basis intelektualitas dan
kepedulian terhadap masalah kemasyarakatan yang menjadi pondasi kuat dari
seorang mahasiswa. Landasan teoritisnya membangun perubahan dan peradaban tidak
hanya memiliki semangat nasionalisme yang bergelora muda saja, tetapi dituntut
juga intelektualitas yang mumpuni, wawasan yang mengglobal, ‘melek’ akan cakrawala pengetahuan.
Ya, mahasiswa sebagai pemuda
generasi penerus memiliki modal dasar yang sudah sepantasnya dimilikinya. Baik
itu modal dasar cita-cita atau visi untuk bisa berkontribusi terhadap negeri
Indonesia ini, modal dasar sebagai calon pemimpin bangsa ini, modal sebagai
kaum intelektualitas yang membangun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negeri
merah putih ini, ataupun modal dasar sebagai pemuda yang memiliki idealisme
kuat sebagai pemuda yang berkarakter dan berwawasan global. Modal dasar yang
seharusnya dimiliki seolah-olah semakin tergerus saja dari masa ke masa. Kita
bisa melihat, bukan lagi pemuda yang visoner yang kita temukan, justru adalah
pemuda yang hanya duduk terdiam manis meratapi kompetensi, keinginan, dan
bakatnya yang tidak ingin dikeluarkannya, yang bahkan seolah-olah terlihat
‘mati’. Bukan lagi pemuda yang memiliki jiwa nasionalisme yang memikirkan
bangsa dan negerinya, justru lebih banyak yang bersikap individualistis,
egoistis, serta apatis yang menjangkit jiwa-jiwa pemuda yang seharusnya
terhindar dari penyakit itu. Bukan lagi pemuda yang memiliki moral yang
dijunjung tinggi yang kita lihat. Justru malah sikap brutal, anarki, radikal
yang banyak kita temukan, yang sejatinya harus para pemuda kubur dalam-dalam.
Problematika
Pemuda
Dinamika problem pemuda
semakin mewarnai negeri merah putih ini. Mulai dari kekerasan, tawuran, sampai
terorisme pun menjadi pilihan bagi para pemuda. kebebasan dalam berkeinginan (free wil)l, kebebasan dalam memilih (free choice), dan kebebasan
dalam beraksi (free act) nampaknya
telah disalahartikan oleh para pemuda. Seolah-olah
mereka telah melupakan hakikat bahwa kebebasan tetap memilki batas. Batas
terhadap norma-norma adat, batas terhadap kepentingan religius, dan batas
terhadap hukum-hukum yang beraku.
Semua problem yang kita
temukan dalam atmosfer kepemudaan berakar pada pengendalian diri (self controlling) masing-masing pemuda.
Sumpah Pemuda yang menyatukan bangsa ini pun bermula dari pengendalian diri
masing-masing individu. Pada awalnya mereka sadar akan ketertindasan mereka di
bawah bayang-bayang kolonial pada masa itu. Namun, mereka sadar bahwa mereka
harus keluar dari ancaman itu semua, mereka harus bersatu. Mereka sadar bahwa
mereka tidak bisa mempersatukan bangsa Indonesia ini jika masih berpijak hanya
pada egoisme individu saja. Maka dengan bermula dari penguasan diri inilah
mereka akhirnya mempersatukan bangsa ini 84 tahun silam di bawah tanah air yang
satu, bahasa yang satu, serta berbangsa yang satu yang saat ini kita kenal
sebagai Sumpah Pemuda. Hari itulah yang saat ini kita peringati sebagi hari
Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober.
Rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan harus
tetap dijaga dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda. Jangan sampai kerja keras
para pemuda pada masa perjuangan dahulu terbuang percuma dengan kerusakan
kondisi Bangsa Indonesia di masa sekarang. Sumpah Pemuda yang menjadi salah
satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia harus direfleksikan
kembali semangat nasionalisme para pemudanya.
Maka dari itu semua, mari teruslah kita jaga nasionalisme dalam hati kita, kita pupuk
kembali jiwa-jiwa nasionalisme kita, kita ingatkan kembali mereka (pemuda) yang
telah lupa akan semangat nasionalisme para pejuang pemuda bangsa ini agar terlahir kembali semangat
nasionalisme terhadap bangsa ini, agar menghasilkan karya nyata, sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa ini. Kita lahirkan kembali persatuan
bangsa ini di bawah tanah air yang satu, tanah air Indonesia. Kita bakar
kembali kecintaan bangsa ini di bawah bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kita
bangkitkan kembali kesatuan bangsa ini di bawah bahasa yang satu, bahasa
Indonesia. Mari kita mudakan kembali bangsa yang telah menua dengan semangat
sumpah pemuda. Selamat Hari Sumpah Pemuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar