Kadang
‘saat’ selalu membutmu menyakitkan. Menuggu dan berharap. Pun terkadang sama
menyakitkan ketika apa yang kau tunggu dan kau harapakan hingga kini tak ada
dalam genggamanmu. Saat, sungguh menjadi asa yang tak pernah terbayangkan. Saat,
jika itu masa yang tepat, sungguh dia tak akan pernah berkhianat. Karena tak
ada bukan yang pernah mengira apa yang akan terjadi dan seberapa penting dia
akan membawamu kepada kehidupan yang penuh arti.
ketika
kau berharap, seperti kau menggenggam mentari-mengepalkan tangan seraya
mengangkatnya ke atas-berharap kau akan mendapatkan sinarnya setiap saat. Ah,
apalagi jika kau tahu sinar itu sejatinya selalu ada di dalam genggamanmu.
Karena akan selalu ada sinar yang menyinarimu. Menyinari kehidupanmu, Hanya
menyoal menemukan atau belum saja. Hanya menyoal sadar dan tidak saja. Maka
itulah, selalu ada pengertian yang benar-benar perlu memahami. Maka itulah,
terkadang pula menunggu yang selalu menyakitkan. Maka itulah, terkadang hati
seakan tak akan pernah menerima. Maka itulah, terkadang ada asa yang selalu
enggan bercerita.
Ya
itulah luka kesakitan. Akan selalu ada masanya. Walau terkadang kau perlu
menunggu bagaimana luka itu mengering, membiarkan luka itu menyesuaikan kembali
lagi dengan lingkungannya yang sama sekali baru. Atau bahkan ketika kau merasa
perlu untuk mengatasinya langsung-bergegas mengobatinya. Sama seperti roda. Ada
masa ketika kau harus di atas, Melihat segalanya dari atas-satu saputan
pandangan. Bahwa semuanya ada dalam genggamanmu, ada dalam tatapanmu. Aduhai, tetapi
roda sungguh adil. Cepat atau lambat dan kepastian itu pasti melekat, kau akan
berada pada masa ketika kau harus di bawah. Melihat segalanya secara apa
adanya-sederhana-merasakan hal perih yang tak pernah sebelumnya kau rasakan.
Pontang-panting. Maka, hanya soal waktu, roda akan menggiringmu kembali ke
masanya yang tepat untukmu.
Dan
ketika kau tahu, bahwa menanggakan asa tak semudah mengedipkan mata- menghilangkan
sekejap setiap keindahan yang telah kau nikmati. Maka, hematlah menitikkan air
mata. Karena selalu saja ada hal-hal lain yang lebih penting untuk kau basahi
mata indahmu.
Baiklah,
barangkali ada hal-hal yang kau tak mengerti. Tetapi percayalah bahwa semuanya
selalu ada arti. Karena kau sangat tahu bahwa hidup ini selalu mempunyai skenario
yang amat sangat indah. Seolah kisahnya tak ada muaranya. Menerbangkan yang
melihat dan mengindahkan apa yang orang lain rasakan. Sama seperti ketika kau
mewarnai hidupmu dengan kuas dan cat-cat yang berwarna-warni. Kau akan
merasakan keindahan kolaborasinya. Kau akan merasakan setiap goresan warna yang
terlukiskan. Karena warna itulah kau akan berupaya membuat yang lain merasa
nyaman di dekatmu, merasakan pancaran warna yang kau torehkan, merasakan
kehidupan yang penuh warna.
Ah,
sudahlah. Seperti yang selalu kuisyaratkan. Ada hal-hal yang tak bisa
dipaksakan. Meskipun kau tahu jika itu
dipaksakan, sungguh amat sangat menyesakkan. Seperti sembilu yang menusuk hati.
Menikam asa dengan derita. Ah, sudahlah. Karenanya kau sungguh paham-tentang
masa yang selalu bewarna. Sungguh sangat paham, kerananyalah kau telah menapaki
jejak kakimu di waktu yang cukup lama dan tempat yang selalu berbeda-untuk kau
pahami segalanya. Percayalah, bersabarlah, kelak akan ada suatu pilihan hebat
dari perjalanan yang hebat. Maka kau akan menemukan alasan mengapa suatu saat
itu pada akhirnya akan tersenyum kepadamu. Membolak-balikkan yang tadinya
dipaksa menjadi sukarela, terhina menjadi dibuituhkan, ditinggalkan menjadi
dibutuhkan.
Ah
ya, sudahlah, kelak kau akan menemukannya. sama seperti kata-kata yang tak
sempat tertulis ini. Bahwa diluar sana banyak sekali kisah yang tak kau jumpai
disini. Tidak seperti menduga yang tak terkira. Yang pasti, itu selalu
tersimpan dalam hati. Biarlah hal-hal yang lain yang akan memberitahumu banyak
arti.[redza]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar