Jadi,
walaupun kita pergi ke antah berantah tak terkira. Bahkan ketika kabar yang
lama sekali tak bersua, jangankan kau memperhatikannya, justru ada yang lebih
jauh dan lebih hebat yang memperhatikanmu. Ya, walaupun kau sama sekali merasa
tak dipedulikan atau bahkan kau sengaja tak mempedulikannya. Jangankan kata
hebat yang terucap dari mulutmu untuknya. Dia bahkan mengucapkan kata mulia
kepadamu, bahkan tak hanya dari mulut dia berucap. Ada hatinya yang terus
berbicara. Setiap saat tanpa rasa penat.
Aduhai,
masih saja kita tak menghiraukan. Membiarkan kelembutan perhatiaannya terus
menyelimuti kita. Tanpa sedikitpun berharap agar kita sendiri melakukan hal
yang sama kepadanya. Atau yang orang banyak bilang minimal kita melakukan ini dan
itu yang setara kepada dia. Tetapi tidak, sepanjang hayatnya bahkan tak pernah
dia meminta balasan dari kita. Bahkan, kita tidak diharuskan menjadi seperti
yang dia minta. Dia tidak mengekang kita, pun tidak mengurung kita dalam
paksaannya. Karena barangkali dia amat memahami lebih daripada kita
memahaminya.
Duhai
malam yang menghadirkan bintang-gemintang nan indah, kau selalu ada di
untukku-meskipun langit hitam seringkali menjadikannya mendung-tetapi kau
selalu membuatku nyaman. Duhai malam yang menghadirkan rembulan yang tak pernah
membual, kau selalu memahamiku-meskipun ingar bingar petir menghujam
bumi-tetapi kau selalu membuatku rindu. Cintamu sungguh istimewa. Hingga ku tak
akan bisa kubayar dengan bait kata bermakna.
Maka,
ingatlah hari itu, saat pertama kau membuka mata. Ada seoarng yang kelak akan
selalu hadir untukmu. Meskipun kau tahu dia sama sepertimu-manusia biasa.
Tetapi bagi hati kecilmu-dia bagaikan malaikat yang sedang menyerupa. Ya, dia yang
selalu membimbingmu menemukan kekuatan dinatara kelemahan dan ketakutan. Ya,
dia yang membantumu menapakkan kaki dengan kuat agar kau mampu lewati hari yang
penuh dengan cobaan. Seperi sedia kala saat kau belum bisa berpijak secara
sempurna. Tetapi dia yang dengan kelembutan hatinya menguatkan hatimu, ‘Kau
harus kuat, buat pijakanmu kuat’. Lantas kau akan berpijak dengan kuat. Kau
akan bersorak riang, dan kau akan bilang, ‘inilah pijakanku, pijakan yang
sangat kuat’.
Maka,
saat kau berteriak, dalam hati kecilnya dia tersenyum ramah. Dia tak pernah menjadikanmu
temat sumpah serapah. Hatinya tak pernah hilang darimu. Baginya, kaulah mutiara
yang tak pernah sirna kemilaunya. Baginya, kaulah bagian dari hatinya. Meskipun
selalu ada yang luka gores yang kau buat di hatinya. Tetapi, dia membalas
semuanya dengan do’a.
Kelembutan
hatinya sungguh istimewa. Menembus dinding kalbu yang membuatnya bercahaya. Kau
selalu rela membeirkan nafas hidupmu. Kau selalu menghangatkan jiwa kami.
Meskipun dia tak berucap, sungguh hatinya tak akan pernah berkhianat. Barangkali
dia tak pernah mengungkapkan janji yang terungkap dari mulutnya. Tapi hatinya
telah berikrar untuk menyayangimu dengan sempurna. Dia akan memberikanmu
harapan, juga akan memperkuat ikatan-ikatan.
Dari
kejauhan, aku selau menemukan apa yang telah dia lakukan. Aku menemukan sedikit
makna perjuangan hidup yang selalu ia korbankan. Aku menemukannya meskipun itu
hanya sebagian dari perjalan hidupnya. Aku menemukannya, walau terkadang aku
tidak bisa memahaminya. Bukan hanya karena pengorbanannya yang tak terasa, tetapi
juga karena cintanya yang selalu bermakna. Bukan hanya karena perhatiannya tak
tersua, tetapi juga karena kasih sayangnya yang selalu tercipta.
Duhai
waktu yang terkadang membuat rindu, Meskipun kau selalu berikrar bahwa dunia
ini akan menjadi semakin rumit tapi kebersamaan dengannya, cinta yang hangat
darinya, akan membuat semuanya isntimewa nan indah. Maka, jika saja aku bisa
berkata kepada angin yang menerbangkan debu, maka tolonglah sampaikan salam ini
untuknya. Salam yang menjadikan rindu terbang membawa kesejukan. Sampaikan pula
bahwa aku selalu ingin membalas pengorbanannya walaupun hanya sederhana. Maka
jika itu belum pula tersampaikan, katakanlah aku selalu mengingatmu meskipun
aku ingin berkata dengan kata yang tak sempat terucap kayu kepada api hingga
menjadikannya abu. Dengan isyarat yang yang tak sempat tersampaikan awan kepada
hujan hingga menurunkan bulir air. Ah ya, aku selalu ingin membuatmu tersenyum.
Karena, you are my everything. Ibu. [redza]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar