My Work

Lautan Ilmu


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_L7fweYdzdkWx2Xt-r7UD1cZsGDkHs7S8UMIey724eAjs8CX-obE1iC9sCOqMWxs2Q4BSB-lZ9qR_q_YyQ6jWv1qRJfION6KIIh5tcT9WByRjth-sCWJTKA6Bg854vvc-Z5AEQv1OVpnM/s400/Komaruddin_Samudra.jpg
Kalau bicara soal ilmu itu kita nggak bakalan ada habis-habisnya men. Makin hebat aja tuh orang-orang yang terus memepelajarinya. Karena dinamisnya itu, kita bakalan ngerasain banget kan kriuknya. Pecah banget deh kalau kita makin hari makin banyak tahu. Karena tiap hari, bahkan tiap jam, atau malah tiap waktu kita nggak bakalan berhenti mencari sesuatu yang kita pengen banget ngerti.
Nah, si ilmu itu emang bener juga sih kalau dia ada dimana-mana. Liat aja tuh kita, orang-orang pada sibuk banget kan mencarinya?. Kesana-kemari, udah kayak bola pingpong aja yang dipukul bolak-bolik. Terus dipukul untuk menakulukan lawan. Ya,  hanya karena untuk satu tujuan yang epic banget. Menuntut ilmu.
Emang bener banget sih ajaran agama, kalau ternyata kita itu jangan beraku sombong. Ya, karena kita memang masih belum bisa apa-apa. Masih banyak hal yang perlu kita ketahui. Kalu saja kita sudah merasa paling ampuh, maka berhati-hatilah bung, adzab Sang Maha Kuasa sungguh pedih. Ingat deh kalau sesuatu apapun yang Dia kehendakai untuk jadi, maka jadilah (Kun fayakuun).
Nah, karena kita memang tidak bisa serba tahu tentang semua hal. Maka, bersikaplah sederhana, rendah diri aja lah men. Nggak bakalan rugi kok kalau kita ngelakuinnya. Percaya deh. Everything’s under control. Sadar deh kalau kita belum bisa menggapai banyak ilmu yang berceceran dimana-mana.
Ilmu itu bertebaran dimana-mana bung. Sangat luas. Maka pahamilah. Jika engkau tidak percaya akan keberadaan Sang Maha pencipta, maka lihat saja apa yang ada di sekelilingmu. Semua itu ilmu. Ya, Ilmu Allah yang tak terbatas.
Eh, ngomongin masalah ilmu itu yah, coba deh buka petunjuk hidup kita. Perhatikan makna dari Q.S. Al-Kahfi ayat 109. Coba saja kita renungi. Lantas kita bakalan memahamai sungguh luasnya ilmu yang tiada banding itu.
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
“Katakanlah (Muhammad), Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku,  maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (Q.S. Al-Kahfi :109)

            Nah, sekarang kita sudah sedikit paham kan menyoal urusan luasnya ilmu itu?. Ilmu itu memang berceceran dimana-mana, maka carilah ia dimana-mana pula. Kita perlu belajar banyak hal. Belajarlah dari manapun. Dari anak yang usaianya jauh lebih muda dari kita, dari orang-orang yang kehidupannya bergantung pada apa yang kita buang, dari orang-orang yang tenaganya seharian dipakai untuk mengangkut ini dan itu, dari orang-orang yang kesehariannya berjuang di tengah kengerian jalanan, dari orang-orang yang setiap harinya kesana-kemari membawakan pesanan yang kita pesan, dari orang-orang yang setiap hari rela memberikan ilmunya kepada kita, dari orang-orang yang setiap harinya membantu membersihkan tampat dimana kita tinggal, dari orang-orang yang kehiduannya hanay bergantung dengan tangan kosong yang selalu menengadah ke atas. Ah, cukuplah, tidak akan ada habisnya jika kita menjabarkannya satu-satu
.http://ustadzrofii.files.wordpress.com/2010/06/tholabul-ilmi1.jpg
            Hanya sebatas belajar. Itu saja. Belajar biar kita mengerti tentang sesuatu hal. Bukan masalah tambah cerdas atau tidak, bukan masalah tambah ganteng atau cantik, bukan masalah tambah baik atau justeru tambah buruk. Mau secerdas apapun orangnya, mau seganteng atau cantik apapun orangnya, Mau sebanyak apapun bukunya, tetapi pastikanlah bahwa kita memahami hakikat ilmu Allah yang sangat luas itu.
      Belajaralah. Ya, belajar dari banyak hal. Belajar dari teman, guru, tetangga, saudara, berita, anak kecil, orang tua, dan sebagainya. Berjuanglah untuk belajar. Sungguh hidup ini hanya sebentar, jadikan semua kabar sebagai hikmah. Ingat selalu, tertawa bahagia di atas perjuangan menaiki sepeda tua yang sangat jelek sekalipun, jauh lebih baik dibanding menangis sepi di atas mobil mewah tanapa perjuangan sedikitpun. (Redza)
     


Potret Kata Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.