Kalau
bicara soal ilmu itu kita nggak bakalan ada habis-habisnya men. Makin hebat aja
tuh orang-orang yang terus memepelajarinya. Karena dinamisnya itu, kita bakalan
ngerasain banget kan kriuknya. Pecah banget deh kalau kita makin hari makin
banyak tahu. Karena tiap hari, bahkan tiap jam, atau malah tiap waktu kita
nggak bakalan berhenti mencari sesuatu yang kita pengen banget ngerti.
Nah,
si ilmu itu emang bener juga sih kalau dia ada dimana-mana. Liat aja tuh kita,
orang-orang pada sibuk banget kan mencarinya?. Kesana-kemari, udah kayak bola
pingpong aja yang dipukul bolak-bolik. Terus dipukul untuk menakulukan lawan.
Ya, hanya karena untuk satu tujuan yang epic banget. Menuntut ilmu.
Emang
bener banget sih ajaran agama, kalau ternyata kita itu jangan beraku sombong.
Ya, karena kita memang masih belum bisa apa-apa. Masih banyak hal yang perlu
kita ketahui. Kalu saja kita sudah merasa paling ampuh, maka berhati-hatilah
bung, adzab Sang Maha Kuasa sungguh pedih. Ingat deh kalau sesuatu apapun yang
Dia kehendakai untuk jadi, maka jadilah (Kun
fayakuun).
Nah,
karena kita memang tidak bisa serba tahu tentang semua hal. Maka, bersikaplah
sederhana, rendah diri aja lah men. Nggak bakalan rugi kok kalau kita
ngelakuinnya. Percaya deh. Everything’s
under control. Sadar deh kalau kita belum bisa menggapai banyak ilmu yang
berceceran dimana-mana.
Ilmu
itu bertebaran dimana-mana bung. Sangat luas. Maka pahamilah. Jika engkau tidak
percaya akan keberadaan Sang Maha pencipta, maka lihat saja apa yang ada di
sekelilingmu. Semua itu ilmu. Ya, Ilmu Allah yang tak terbatas.
Eh,
ngomongin masalah ilmu itu yah, coba deh buka petunjuk hidup kita. Perhatikan
makna dari Q.S. Al-Kahfi ayat 109. Coba saja kita renungi. Lantas kita bakalan
memahamai sungguh luasnya ilmu yang tiada banding itu.
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ
قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
“Katakanlah (Muhammad),
Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum
selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)". (Q.S. Al-Kahfi :109)
Nah,
sekarang kita sudah sedikit paham kan menyoal urusan luasnya ilmu itu?. Ilmu
itu memang berceceran dimana-mana, maka carilah ia dimana-mana pula. Kita perlu
belajar banyak hal. Belajarlah dari manapun. Dari anak yang usaianya jauh lebih
muda dari kita, dari orang-orang yang kehidupannya bergantung pada apa yang
kita buang, dari orang-orang yang tenaganya seharian dipakai untuk mengangkut ini
dan itu, dari orang-orang yang kesehariannya berjuang di tengah kengerian
jalanan, dari orang-orang yang setiap harinya kesana-kemari membawakan pesanan
yang kita pesan, dari orang-orang yang setiap hari rela memberikan ilmunya
kepada kita, dari orang-orang yang setiap harinya membantu membersihkan tampat
dimana kita tinggal, dari orang-orang yang kehiduannya hanay bergantung dengan
tangan kosong yang selalu menengadah ke atas. Ah, cukuplah, tidak akan ada
habisnya jika kita menjabarkannya satu-satu
.
Hanya sebatas belajar. Itu saja.
Belajar biar kita mengerti tentang sesuatu hal. Bukan masalah tambah cerdas
atau tidak, bukan masalah tambah ganteng atau cantik, bukan masalah tambah baik
atau justeru tambah buruk. Mau secerdas apapun orangnya, mau seganteng atau
cantik apapun orangnya, Mau sebanyak apapun bukunya, tetapi pastikanlah bahwa kita memahami hakikat ilmu
Allah yang sangat luas itu.
Belajaralah. Ya, belajar dari banyak hal. Belajar dari teman,
guru, tetangga, saudara, berita, anak kecil, orang tua, dan sebagainya.
Berjuanglah untuk belajar. Sungguh hidup
ini hanya sebentar, jadikan semua kabar sebagai hikmah. Ingat selalu, tertawa
bahagia di atas perjuangan menaiki sepeda tua yang
sangat jelek sekalipun, jauh
lebih baik dibanding menangis sepi di atas mobil mewah
tanapa perjuangan sedikitpun. (Redza)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar