Dulu,
entah beberapa tahun yang lalu, di awal sebuah buku catatanku aku tuliskan
sebuah nasihat bijak dari seorang khalifah umat islam. Tulisan itu-entah
mengapa hingga kini, seperti telah menjadi sebuah pasak yang menghujam di
tubuhku. Tulisan itu berbunyi: “Bukanlah
kesulitan yang membuat kita takut, akan tetapi ketakutan yang membuat kita
sulit, karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah
menyerah untuk mencoba. Maka, jangan katakan pada Allah aku punya masalah, akan
tetapi katakan pada masalah aku punya Allah Yang Maha Segalanya.” (Ali bin Abi
Thalib)
Duhai
kawan, awalnya, tak pernah terbesit sedikitpun mengapa torehan tinta itu
tergoreskan di awal sebuah buku catatanku. Yang kini aku tahu, tulisan itu
seperti menikam setiap kali aku membacanya. Semangatku seketika seperti berkobar
penuh saat mereasapinya. Mungkin karena mantra-mantranya yang sakti itu-yang
mengingatkanku untuk tidak boleh takut dalam menghadapi segala kesulitan. Sama
seperti sedia kala, saat aku digojlok
di pesantren dulu, para Ustadz tak bosan-bosannya mengingatkanku bahwa bersama
kesulitan selalu ada kemudahan. Maka aku harus berani melawan segala kesulitan.
Meskipun kadang kesulitan itu justru semakin menambah rumit hidupku. Tetapi
biarlah keberanianku yang akan menyelesaikannya.
Maka,
saat keberanian itu muncul, seketika itu pula semangat selalu berkobar dalam
tubuhku, aku selalu teratarik untuk mencoba-hal-hal baru. Menyenangkan rasanya.
Ah, apalagi saat aku harus melawan segala bentuk perlawanan yang seringkali berontak
dalam tubuhku untuk menyerah. Menyenangkan pula rasanya ketika aku harus
melawan apa yang seringkali kita sebut dengan menyerah. Kadang ada rasa untuk
mencoba menyerah, tetapi kadangpula pikiran itu sirna begitu saja saat aku
memikirkan mantra skati untuk tidak boleh mencoba menyerah.
Duhai
kawan, sejak dulu pula, saat aku dulu memutuskan untuk merantau ke negri orang.
Orang tua yang selalu menyayangiku selalu berpesan untuk selalu menyerahkan
semua urusan pada Allah. Maka, kau harus bisa menitipkan diri, menjaga diri
sebaik mungkin, dan jangan pernah lupa kepada Allah, Dzat yang selalu menjaga
kita.
Maka,
setiap pesan itu tersampaikan, pesan itu seperti menjalar ke setiap sudut
tubuhku. Terpatri dalam jiwaku. Ah ya, nasihat itu, nasihat orang tua, nasihat
Ali bin Abi thalib yang pernah aku tuliskan di awal sebuah buku catatanku, dan
nasihat para ustadzku dulu semoga bisa menjadi pemantik untuk membakar
semangatku dalam menjalani hidup. Bahwa hidup tak bokeh takut untuk menghadapi
segala kesulitan. Tak boleh sekalipun mencoba untuk menyerah, dan tak boleh
pula mengatakan pada Allah bahwa aku punya masalah yang tak bisa diselesaikan.
Semoga Allah selalu memberi kekuatan kepadaku, kepada orang-orang yang selalu
menyayangiku dan orang-orang yang kusayangi. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar