Sebenarnya
sih, tentu saja tidak ada yang instan
di dunia ini. Itu sudah menjadi rumus umum. Tentang segala hal di masa depan.
Baik maupun buruk. Tidak serta merta adalah sebuah kebetulan. Jika itu menjadi
kisah yang baik di masa datang, tentu saja itu semua hasil dari proses yang
baik selama ini. Pun sama sebaliknya.
Kita
juga berhak tahu bukan atas jawaban bagaimana proses kehidaupan panjang
itu-yang sedang kau jalani ini, tentu saja tidak akan pernah lepas dari sebuah
ritual pendidikan. Orang-orang yang mendidikmu sepanjang hayatnya. Mencurahkan
segala pengorbanannya hanya untukmu. Merekalah sepasang orang tuamu. Ayah-Ibu.
Mereka mendidikmu tentu bukanlah perkara mudah. Saat engkau masih dalam
kandungan, ah itu saja sudah membuat orang tuamu repot. Perut mereka kau tendang-tendang..hehe.
Sepertinya engkau tidak sabaran ingin keluar ke alam dunia ini. Tetapi sungguh,
dengan kasih sayangnya engkau akan terus dirawatnya hingga engkau tumbuh
menjadi anak yang membanggakan. Tumbuh dengan karakter yang kuat. Akhlak yang
baik. Ilmu yang hebat.
Dan
kau tahu?, itu semua bermula dari pendidikan kedua orang tuamu. Mereka akan
mencoba memberikan teladan yang sebaiknya untukmu. Toh jika mereka tidak mampu
unutk menjadi teladan, sungguh mereka akan tetap menceritakan kepadamu tentang
hakikat-hakikat kisah keteladanan dalam pemahaman agama yang baik.
Dan
tentu saja lagi-lagi semua itu hasil dari proses yang panjang. Tidak ada
anak-anak di belahan bumi manapun yang instan
tumbuh seketika menjadi baik. Ketika engkau masih menjadi anak-anak, sempurna
sudah kau akan menjadi peniru ulung.
Ketika engkau melihat sesuatu, engkau akan memperhatikannya, menilai, lantas
mengambil kesimpulan. Lingkungan, keluarga, dan sekitar akan membentuk watakmu.
Maka, sudah tidak heran jika kedua orang tuamu berusaha menjadi teladan yang
baik untukmu. Karena mereka pun sejatinya paham bahwa masa ketika engkau dalam
masa kanak-kanak, saat itulah engaku telah memasuki masa peniru. Celakalah, kalau proses meniru itu keliru. Contoh yang
keliru, teladan yang salah.
Hei,
sudah pasti dalam ilmu modern pun terbuktikan rumus sederhana ini. tentang
pentingnya lingkungan dalam membangun kepribadian. Tetapi tidakkah engkau
menyadari? bukanlah suatu perkara yang mudah menjadi teladan. Lihatlah sekali
lagi kepada kedua orang tuamu. Sempurna sudah mereka mencoba menjadi teladan
semasa hidupnya demi kamu.
Wahai
kawan, sungguh kalian akan lebih iba saat melihat sesorang yang selama ini
mencoba memberikan teladan kepadamu tiba-tiba telah tiada. Lantas, siapa lagi
yang kan menggantikannya?. Tentu adalah kalian.
Dan
bisa jadi, pada saat yang tepat itu, kau akan terus memegang teguh mantra (semoga bisa) yang kau rapalkan selalu
dalam tekadmu, agar anak-anak yang kau berikan teladan tumbuh menjadi
orang-orang yang membanggakan. Sama seperti engkau dahulu menjadi peniru atas
teladan orang tuamu yang diberikan kepadamu.(redza)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar