My Work

Teladan

Sebenarnya sih, tentu saja tidak ada yang instan di dunia ini. Itu sudah menjadi rumus umum. Tentang segala hal di masa depan. Baik maupun buruk. Tidak serta merta adalah sebuah kebetulan. Jika itu menjadi kisah yang baik di masa datang, tentu saja itu semua hasil dari proses yang baik selama ini. Pun sama sebaliknya.
Kita juga berhak tahu bukan atas jawaban bagaimana proses kehidaupan panjang itu-yang sedang kau jalani ini, tentu saja tidak akan pernah lepas dari sebuah ritual pendidikan. Orang-orang yang mendidikmu sepanjang hayatnya. Mencurahkan segala pengorbanannya hanya untukmu. Merekalah sepasang orang tuamu. Ayah-Ibu. Mereka mendidikmu tentu bukanlah perkara mudah. Saat engkau masih dalam kandungan, ah itu saja sudah membuat orang tuamu repot. Perut mereka kau tendang-tendang..hehe. Sepertinya engkau tidak sabaran ingin keluar ke alam dunia ini. Tetapi sungguh, dengan kasih sayangnya engkau akan terus dirawatnya hingga engkau tumbuh menjadi anak yang membanggakan. Tumbuh dengan karakter yang kuat. Akhlak yang baik. Ilmu yang hebat.
Dan kau tahu?, itu semua bermula dari pendidikan kedua orang tuamu. Mereka akan mencoba memberikan teladan yang sebaiknya untukmu. Toh jika mereka tidak mampu unutk menjadi teladan, sungguh mereka akan tetap menceritakan kepadamu tentang hakikat-hakikat kisah keteladanan dalam pemahaman agama yang baik.
Dan tentu saja lagi-lagi semua itu hasil dari proses yang panjang. Tidak ada anak-anak di belahan bumi manapun yang instan tumbuh seketika menjadi baik. Ketika engkau masih menjadi anak-anak, sempurna sudah kau akan menjadi peniru ulung. Ketika engkau melihat sesuatu, engkau akan memperhatikannya, menilai, lantas mengambil kesimpulan. Lingkungan, keluarga, dan sekitar akan membentuk watakmu. Maka, sudah tidak heran jika kedua orang tuamu berusaha menjadi teladan yang baik untukmu. Karena mereka pun sejatinya paham bahwa masa ketika engkau dalam masa kanak-kanak, saat itulah engaku telah memasuki masa peniru. Celakalah, kalau proses meniru itu keliru. Contoh yang keliru, teladan yang salah.
Hei, sudah pasti dalam ilmu modern pun terbuktikan rumus sederhana ini. tentang pentingnya lingkungan dalam membangun kepribadian. Tetapi tidakkah engkau menyadari? bukanlah suatu perkara yang mudah menjadi teladan. Lihatlah sekali lagi kepada kedua orang tuamu. Sempurna sudah mereka mencoba menjadi teladan semasa hidupnya demi kamu.
Wahai kawan, sungguh kalian akan lebih iba saat melihat sesorang yang selama ini mencoba memberikan teladan kepadamu tiba-tiba telah tiada. Lantas, siapa lagi yang kan menggantikannya?. Tentu adalah kalian.
Dan bisa jadi, pada saat yang tepat itu, kau akan terus memegang teguh mantra (semoga bisa) yang kau rapalkan selalu dalam tekadmu, agar anak-anak yang kau berikan teladan tumbuh menjadi orang-orang yang membanggakan. Sama seperti engkau dahulu menjadi peniru atas teladan orang tuamu yang diberikan kepadamu.(redza)

Potret Kata Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.