Selamat
datang di alam kehidupan. Inilah kehidupan yang tidak mudah ditebak kemana dia akan bergerak. Saat engkau
menjelajahinya, kemanapun yang engkau suka, melakukan apapun yang engkau suka, tempat
dimana engkau berpijak itu sungguh akan menjadi saksi atas catatan kehidupanmu.
Tidak peduli dimanapun itu. Tidak peduli kapanpun itu.
Ketika
engkau bersimpuh piuh berlari-lari mendaki gunung ilmu. Sungguh setiap tanah
yang engkau pijak, matahari dan bulan yang engkau rasakan sinarnya akan menjadi
saksi atas setiap bulir keringatmu. Maka, seperti halnya pendaki. Saat pijakan
kakimu mencapai puncaknya, saat bulir keringat yang keluar di tubuhmu hampir
tak tersisa, itulah saat-saat yang membanggakan bagi siapapun. Wahai kawan yang
hebat nian melawan cobaan hidup, saat engkau mencapai atas sana, kebahagiaan
telah membuncah ruah dalam dirimu, apapun yang engkau cari telah banyak engkau
tampung dalam dirimu.
Saat
engkau terdampar di atas sana, semata-mata bisa jadi karena belas kasihan api yang
mengajarimu kegigihan, membakar semangatmu untuk bangkit ketika engkau
terjatuh. Semata-mata bisa jadi karena belas kasihan angin yang mengajarimu
kedermawanan, memberikan kesejukan kepada siapapun. Semata-mata bisa jadi atas
belas kasihan awan yang mengajarimu perlindungan, melindungi apapun dan
siapapun dari marabahaya yang ada di sekelilingmu. Semata-mata bisa karena
belas kasihan air yang mengajarimu arti berserah diri, menjalankan apapun
dengan mengalir begitu saja.
Atau
ketika engkau berenang-renang menyelami samudra ilmu, pun sama, samudra akan
menjadi saksi atas penyelamanmu. Tidak peduli sedalam apapun itu. Sungguh
setiap ayunan lengan dan kakimu dalam berenang, plankton-plankton yang engkau
kibaskan dalam setiap ayunan renangmu, ikan-ikan yang berenang bersamamu, pun
sama mereka akan menjadi saksi. Maka, seperti halnya penyelam. Saat engkau
mencapai dasarnya atau paling tidak telah menemukan sesuatu yang engkau cari di
samudra sana, itulah saat-saat yang membanggakan bagi siapapun. Wahai kawan,
yang tekad kuatnya tidak mudah menyerah dalam setiap kegagalan, saat engkau
menemukan yang engkau cari di bawah sana, kebahagiaan tetap saja bergelora di
dalam jiwamu.
Saat
engkau terhanyut ke dalam sana, bisa jadi semata-mata karena belas kasihan air
yang mengajarimu ketangguhan, menopang setiap tekanan berat yang engkau lalui
dalam setiap hembusan nafas kehidupanmu. Saat engkau menemukan yang engkau cari di bawah sana, bisa jadi semata-mata
karena belas kasihan udara yang mengajarimu kesabaran, bersabar atas setiap keterbatasan
yang menimpamu. Atau saat engkau terdampar di tepi-telah menyelesaikan misimu
di samudra itu, bisa jadi semata-mata karena belas kasihan ombak yang
mengajarimu perjuangan, menguatkan diri terombang-ambing dalam melawan
bergulung-gulung masalah. Aduhai, bukankah bersakit-sakit
sekarang itu jauh lebih menyenangkan bukan?. Ya, karena tepian itu akan setia
menunggumu yang sibuk selalu untuk berenang mencapainya.
Demi
waktu yang telah bersaksi atas setiap detik yang engkau jalani. Inilah kehidupan yang terus bergerak. Melibas
siapa saja yang tidak mempereloknya. Saat engkau menjelajahinya, kemanapun yang
engkau suka, melakukan apapun yang engkau suka, sungguh semua akan menjadi
saksi bisu. Kelak suatu saat nanti, kau akan merasakannya, seperti halnya saat
engkau memanen apa yang engkau tanam dari masa ke masa. (redza)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar