My Work

Renovasi Pendidikan Indonesia




Bolehlah Indonesia berbangga dengan berbagai karya-karya anak muda yang membawa harum nama Indonesia. Namun tidak hanya berbangga lantas berdiam tanpa langkah untuk mengembangkannya, tidak berkutik untuk belajar dari apa yang telah berlalu.
Karena sejatinya tidak ada yang bisa mencapai keberhasilan tanpa mampu melewati segala rintangan yang ada. Ya, adakalnya kita kembali berpikir, bukankah anak-anak muda yang berhasil membawa keharuman bangsa ini hanya segelintir orang saja dibandingkan keseluruhan populasi kaum muda Indonesia?. Mungkinkah salah satu kesalahan ada dalam pendidikan kita?.
Ya, bisa jadi keberlangsungan pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya berjalan lancar. Pemeran utama pendidikan mungkin telah melupakan tugasnya, tugas sebagai seorang yang berusaha mengarungi samudra kehidupannya, tentang bagaimana seseorang mengenali dirinya yang memiliki segala potensi untuk menghadapi realitas kehidupannya. Bolehlah kita meminjam istilah filosofi Piaget (ahli psikologi perkembangan kognitif) bahwa manusia yang terdidik adalah mereka yang memiliki sifat rasional dan mengerti dunia sekitarnya dan berkeinginan untuk merubahnya ke arah yang lebih baik.
Keberlangsungan pendidikan di Indonesia sejatinya membawa pengaruh besar dalam menciptakan iklim kompetitif di kancah global. Pasalnya, bukan karena keberlangsungan pendidikan akan melahirkan sosok manusia yang hanya berorientasi dalam pasar kerja. Bukan pula karena pendidikan hanya sebatas kontak sosial pendidik dan peserta didik dalam transfer ilmu. Atau bahkan bukan pula karena pendidikan hanya sebatas praktik formal sebagai implementasi kurikulum yang diterapkan.
Nampaknya, lebih dari itu, karena dari pendidikan yang baik, bisa jadi akan menghasilkan masyarakat yang berpengetahuan (Knowledge Society) sekaligus berbudi pekerti yang luhur (High Attitude Society). Dalam hal ini harus berusaha berorientasi menumbuhkembangkan segenap potensi manusia dengan harapan dapat memberi manfaat baik individual atupun sosial. Dari pendidikan yang berkualiatas itulah nantinya akan mampu menghasilkan seorang penggerak utama (prime mover) perubahan dalam masyarakat.
Pendidikan bahkan bisa jauh lebih penting peranananya dalam pembangunan negara. Ya, walaupun tak ada yang menyangkal peran pendidikan sebagai pencipta keseimbangan gerak pembangunan. Hal yang demikian itu pulalah yang dahulu para founding father bangsa ini harapkan.
Dalam perspektif sosial misalnya, pendidikan bisa saja melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting dalam proses perubahan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, membangun daya rekat sosial yang kemudian menjelma menjadi keluarga yang solid, komunitas yang baik, lembaga yang besar, organisasi-organisasi yang terstruktur.
Dalam perspektif budaya, pendidikan mampu membentengi arus globalisasi yang kadangkala justru bertentangan dengan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia. Melalui pendidikan, akar-akar kebudayaan masyarakat diperkuat serta nilai-nilai dan norma kebudayaan ditransformasikan antargenerasi.
Dalam perspektif ekonomi, pendidikan bisa saja melahirkan insan yang memiliki jiwa kewirausahaan yang unggul, yang menjadi salah satu pilar utama aktivitas perekonomian nasional. Dengan demikian, pendidikan memberikan peluang kepada para kaum terpelajar untuk mengerahkan segala potensi dan kreativitas yang ada dalam rangka menjalin kompetisi yang sehat di kancah perekonomian global.
Dalam perspektif politik, pendidikan mampu membangun visi dan idealisme yang kokoh dari seorang yang terdidik dalam rangka membangun kekuatan bersama sebagai bangsa, yang kemudian mampu memupuk kesadaran akan tanggung jawab menjalankan kewajibannya sebagai warga negara yang baik, sebagai pemimpin yang jujur, berkeadilan, dan amanah.
Ya, pendidikan sejatinya memberikan sumbangan penting pada upaya memantapkan ikhtiar negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum sebagaimana tercantum dalam preambul UUD 1945. Pendidikan sebagai public of goods merupakan hak seluruh rakyat Indonesia yang telah diatur oleh konstitusi dan dasar negara.
Cukuplah apa yang sudah berjalan di tahun ini menutup raport akhir tahun pendidikan Indonesia. Kebijakan-kebijakan baru yang akan dicanangkan harus bercermin dari kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Para pemangku kebijakan dan seluruh masyarakat harus mengevaluasi apa yang telah berjalan di tahun ini dan memperbaiki segala kekurangannya. Seluruh elemen bangsa harus mengakui bahwa segala bentuk permasalahan pendidikan di Inonesia ini ada dan bisa saja mengancam regenerasi bangsa kapan dan dimanapun.
Jangan sampai kita merusak keberlangsungan pendidikan Indonesia. “Merusak sedikit saja keberlangsungan pendidikan sama halnya dengan berkhianat kepada para pencetus pendidikan bangsa ini. Sebaliknya, menjaga dengan baik keberlangsungan pendidikan Indonesia sama halnya dengan membantu negara dalam pembangunan bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum”.


oleh :
Redza Dwi Putra

Potret Kata Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.