Salah
kaprah. Benar-benar salah kaprah apa yang telah saya lakukan beberapa tahun terakhir
ini. Bayangkan saja, sudah lama sekali tak ada yang bisa anda nikmati di portal
ini selain karya-karya basi, jadul, kumal, gombal, dan membosankan yang itu-itu
saja. Sangat parah dan gawat darurat. Karya-karya lama sebenarnya hanya itu-itu
saja. Benar, hanya itu-itu saja. Berpola sama, bermakna sama, bernada sama,
bertempo sama, dan bertema sama. Dan tulisan kali ini lagi-lagi semacam
otokritik yang amat sangat nahas sekali untuk penulis sendiri. Penulis mungkin
lelah, penulis mungkin bosan, penulis mungkin sedang bimbang, penulis mungkin
kehilangan inspirasi, penulis mungkin kehilangan penyemangat selama ini. Dan
gawatnya, penulis semacam menjadi spesies paling hipokrit sekali ke orang lain.
Seolah mengaku menjadi satu-satunya spesies paling senang sekali berurusan
dengan pena dan dunia perangkaian kata-kata. Cukup parah.
Dan
ternyata, paragrap pertama yang kutulis di atas tadi benar nyata apa adanya. Seharusnya
aku tak menulis kata ganti ‘penulis’ di paragraph awal tadi. Cukup ‘aku’ saja
sebenarnya. Tapi paragraf pertama biarlah menjadi simulacra imajiner tersendiri
bagi penulis agar kelak sebutan itu bisa benar-benar merasuki ruh-ruhku.
Semoga.
Baiklah,
aku tak ingin berdiam diri lagi. Tak ingin. Tak nyaman, Kawan. Tiada nyaman
sema sekali. Aku bersyukur, hari ini aku seperti telah mendapatkan bahan bakar
baru untuk membakar semangatku lagi. Sungguh, itu cukup berpengaruh sekali
terhadapku. Semoga aku bisa kembali lagi ke ‘aku’ yang engkau dan orang lain
kenal sebagai aku yang semangat mengejar mimpi-mimpi yang jauh lebih besar.
Semoga. Terimakasih.
Salam
hangat,
orang
biasa yang sempat ‘tertidur’ meraih mimpinya.
Redza
Dwi Putra
Surakarta,
13 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar